Sabtu, 08 November 2014

Reflective Essay about Out Bond in Baturaden Advanture Forest




Description
Baturaden Advanture Forest (BAF) adalah tempat yang kami kunjungi selama dua hari satu malam. Tepatnya pada hari Jumat sampai Sabtu tanggal 24-25 Oktober 2014. Kami dari Jurusan Keperawatan Fakultas FKIK Unsoed angkatan 2014 berjumlah 84 orang meluncur dari kampus tercinta kami yaitu kampus pink sekitar pukul 13.00 menggunakan angkot.  Mekanismenya setiap kelompok berada dalam satu angkot yang sama. Kami terbagi menjadi 8 kelompok sehingga setiap kelompoknya berjumlah 10 sampai 11 orang. Perjalanan membutuhkan waktu kurang lebih 20 sampai 25 menit. Sampai di pintu masuk BAF kemudian kami berjalan masuk melalui tepi sungai yang airnya jernih, jembatan, dan tangga dari batu yang sekelilingnya banyak tumbuhan hijau. Kami berkumpul dan meletakkan barang-barang bawaan kami di kantin yang nantinya menjadi tempat kami memenuhi tuntutan perut. Kami disambut dengan teh hangat yang diberi campuran buah lemon. Kemudian kami dikumpulkan di sebuah bukit yang bisa dibilang mirip lapangan tapi tidak terlalu luas. Ketua pemandu atau fasilitator kami, Kang Yono, memberikan games untuk melatih kekompakan dan kemampuan bagaimana kami menyelesaikan suatu masalah dalam sebuah kelompok yang terdiri dari banyak orang. Saya dan teman-teman antusias dalam mengikuti games tersebut. Setelah itu, kami dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok harus menentukan nama kelompok dan yel-yel. Kelompok saya bernama kelompok ayam. Saya dan teman-teman satu kelompok beruntung sore itu karena kami mendapat giliran pertama untuk flying fox. Malam harinya, ada acara pensi, api unggun, dan bakar jagung bersama. Acara ini sekaligus bisa untuk menghangatkan diri karena udara sangat dingin dan sebelumnya hujan lebat telah mengguyur tempat ini. Acara selesai sekitar pukul 23.00. Saya dan temen-teman menuju tenda masing-masing untuk beristirahat. Esok paginya ada acara jalan-jalan pagi dengan tujuan untuk melihat sunrise, tetapi kami gagal melihatnya karena sudah terlalu siang. Akhirnya kami kembali dengan oleh-oleh foto bersama dan pengalaman, termasuk pengalaman-pengalaman lucu dan agak tidak menyenangkan bagi teman-teman yang bajunya kotor karena terpeleset. Sesampaianya di tempat kami berkemah, kami langsung disuguhi pengganjal perut yang sudah berdemo sejak tadi. Kami sarapan bersama-sama kemudian bersiap-siap untuk out bond hari ini. Games  yang diberikan oleh para fasilitator memberi banyak manfaat bagi kami untuk belajar berpikir menyelesaikan masalah secara bersama-sama, untuk percaya pada orang lain, serta bagaiman kita menjadi seorang leader. Permainan selesai sekitar pukul 11.00. Kami kembali ke tenda masing-masing dan mempersiapkan untuk games terakhir sebelum kami meninggalkan tempat tersebut. Kami berkumpul kembali sekitar pukul 13.00 di bukit tempat biasa kami berkumpul sebelum permainan di mulai. Tantangan kali ini adalah kami harus menjaga sebuah nyala lilin secara bersama-sama sampai ke sungai dengan serangan-serangan peluru air dari para fasilitator. Kami harus berjalan bersama-sama melewati tangga batu yang hanya bisa dilewati maksimal 4-5 orang secara bersama-sama dengan dibatasi sebuah tali yang mengikat kami semua dengan tetap menjaga nyala lilin dan bertahan dari serangan. Peraturannya jika lilin sampai mati maka harus diulangi dari start. Kami mengulang satu kali karena nyala lilinnya mati. Hal ini karena kami tidak diberi tahu jika akan ada serangan peluru air dari para fasilitator sehingga strategi kami belum bisa membuat kami bertahan dari serangan-serangan yang diluncurkan. Akan tetapi, yang kedua kalinya kami berhasil membawa lilin itu tetap menyala sampai di tepi sungai dengan perjuangan yang cukup membuat orang-orang di sekitar kami  kebisingan. Setelah sampai di tepi sungai tugas kami belum selesai. Kami harus membawa lilin tersebut ke seberang sungai untuk menyalakan dua lilin yang telah disiapkan panitia untuk menyambung kehidupan lilin tersebut. Ternyata nama permainan ini adalah lilin kehidupan. Kami berhasil melalui tantangan ini dan menjadi winner. Permainan ditutup dengan teriakan-terikan kemenangan dan foto bersama di air. Acara out bond di BAF ditutup dengan makan bubur kacang hijau bersama serta penjelasan dari Kang Yono apa maksud dari setiap permainan yang telah dilakukan. Akhirnya kami meninggalkan BAF sekitar pukul 16.30 WIB.

Felling
            Perasaan saya saat mengikuti kegiatan di BAF yaitu senang, berani,  dan terkadang khawatir. Pada saat pensi dan api unggun kami semua tampak senang dan menikmati acara tersebut. Kami bebas mengekspresikan peasaan kami. Akan tetapi, saya tidak bisa benar-benar mengekspresikan perasaan saya karena dari awal saya datang, saya memang kurang antusias dan kurang bisa menikmati. Saat mengikuti games terkadang saya antusias, terkadang tidak. Hal tersebut karena saya memang kurang bisa membaur dengan teman yang lain. Saya berpikir mereka tidak sepaham dengan saya. Saat flying fox saya merasa yakin bahwa saya tidak takut, walaupun khawatir masih sempat terlintas di pikiran saya. Pada akhirnya karena saya yakin berani maka saya pun dapat menyelesaikannya dengan enjoy dan ada kepuasan tersendiri.

Evaluation
            Kegiatan out bond di BAF memberikan banyak pelajaran bagi saya tentang bagaimana seseorang bisa mengalahkan rasa takutnya sendiri, bagaimana bekerja sama, bagaimana seseorang yakin dan percaya dengan orang lain, bagaimana cara menyelesaiakan sebuah masalah, belajar mengartikan perintah atau apa yang dikatakan oleh orang lain, dan bagaimana menjadi seorang pemimpin agar tujuan bersama bisa tercapai. Akan tetapi, saat mengikuti permainan-permainan tersebut terkadang saya masih merasa khawatir. Pada saat permainan the ring  saya kurang antusias karena sudah beberapa menit saya ataupun kelompok belum bisa memecahkan bagaimana cara menyelesaikan permainan tersebut dengan cepat sehingga banyak dari kami yang hanya duduk-duduk melihat teman yang lain mencoba mengambil ring. Pada games melatih kepercayaan pun saya masih belum bisa percaya sepenuhnya dengan teman yang ada di belakang saya. Jadi ketika menjatuhkan diri pun ragu-ragu. Untuk permainan flying fox, saya cukup berani karena saya tidak merasa takut saat melalui rintangan-rintangan. Akan tetapi, perasaan  khawatir terkadang masih muncul. Beberapa dari kami ada yang tidak berani mencoba karena fobia ketinggian. Selain itu, juga ada yang teriak-teriak ketakutan sampai-sampai di antar oleh fasilitator dalam melalui tantangan yang ada.

Analysis
            Untuk dapat mencapai sesuatu yang kita inginkan maka kita perlu mencoba. Dalam semua hal ada yang namanya proses. Jika kita tidak mau melalui proses tersebut lalu bagaimana kita bisa mencapai apa yang kita inginkan. Dalam menghadapi segala tantangan pun butuh ketenangan agar kita dapat berpikir bagaimana cara penyelesaiaannya. Cukup disayangkan untuk teman-teman yang tidak mau mencoba karena alasan fobia. Justru jika kita mau melawan rasa takut tersebut maka ada kemungkinan kita dapat terbebas dari fobia tersebut. Menjaga attitude juga merupakan suatu kewajiban bagi setiap orang di mana pun dan kapan pun kita berada. Attitude yang baik mencerminkan kepribadian seseorang yang baik pula.

Conclution
            Pelajaran yang dapat saya ambil dari semua peristiwa dan permainan yang telah dilalui adalah untuk menghilangkan rasa takut bahwa diri kita tidak mampu adalah dengan percaya bahwa kita mampu. Rasa takut itu hanya sugesti. Ketika kita  mau menuruti sugesti tersebut  maka rasa takut itu akan terus muncul, tetapi ketika kita mencoba melawan sugesti tersebut dengan percaya bahwa kita mampu maka dengan sendirinya rasa takut itu akan hilang. Untuk menjadi seorang pemimpin juga harus berani mengambil risiko, berani mengambil keputusan, dan agar tujuan dapat tercapai maka butuh saling percaya, butuh perencanaan dan strategi. Dalam sebuah kelompok juga sangat membutuhkan adanya komunikasi antar anggota untuk menentukan pilihan dan memcapai keberhasilan bersama. Selain itu, butuh kerjasama dan saling keterbukaan.

Action Plan
            Rencana atau apa yang akan saya lakukan dan barang apa yang akan saya bawa jika dibutuhkan ketika menemui kasus atau situasi yang sama maupun berbeda yaitu pertama saya akan lebih antusias agar saya bisa mendapatkan manfaatnya secara keseluruhan. Kemudian selalu berpikir positif dalam segala hal. Ketiga meniatkan bahwa apa yang saya lakukan semata-mata untuk mendapatkan pahala dan rido Alloh sehingga saya akan lebih semangat dalam mengikuti setiap kegiatan dan tidak bosan. Akan berusaha berani mengambil risiko, tidak mengandalkan orang lain dan percaya pada setiap orang yang bekerja sama dengan saya. Kemudian saling mengingatkan ketika teman melakuakn kesalahan.
           

Minggu, 02 November 2014

Reflektif Esai Kunjungan Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman





Description
Pada hari Jumat, 24 Oktober 2014,  angkatan 2014 Jurusan Keperawatan Universitas Jenderan Soedirman melakukan kunjungan ke Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman. Kami membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari kampus keperawatan (kampus pink) untuk sampai di Monumen Pangsar dengan menggunakan sepeda motor. Beberapa dari kami ada yang naik angkot. Angkot yang digunakan sengaja disewa untuk mengantarkan teman-teman yang tidak membawa motor atau yang belum mendapat tumpangan. Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman yang beralamat di jalan Prof. Dr. Soeharso nomor 45 Purwokerto berada di pintu masuk Kota Purwokerto dari arah barat tepatnya disebelah timur Sungai Logawa. Monumen ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama berisi foto-foto perjalanan hidup dan perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dan pasukannya melawan para penjajah. Kami dipandu oleh Bapak Hapto Sutejo selaku pengelola dan pemandu Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Felling
            Saat tiba di sana, perasaan saya cukup senang dan bersyukur bisa mengunjungi Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman yang merupakan identitas UNSOED. Akan tetapi, ada perasaan sedikit kecewa karena ekspektasi saya tempatnya lebih dari itu.Saya juga merasa bangga karena ada tokoh pahlawan yang berkontribusi banyak untuk Indonesia, lahir di kota yang sedang saya tempati ini. Selain itu, saya juga terharu dengan perjuangan Jenderal Soedirman yang memimpin perang gerilya dengan kondisi sakit dan bernafas hanya dengan satu paru-paru. 

Evaluation
            Setelah melakukan kunjungan ke Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman saya mendapatkan banyak pengetahuan tentang sejarah perjuangan Jenderal Soedirman dan pasukan dalam melawan para penjajah. Saya juga mendapatkan pelajaran bahwa dalam setiap perjuangan ada pengorbanan. Selalu semangat, optimis, pantang  menyerah, dan mampu membaca situasi sehingga dapat menyusun strategi itu merupakan kunci keberhasilan. Selain itu, pastinya yang terpenting adalah mengharapkan keridoan dari Alloh SWT. Sayangnya saat malakukan kunjungan kebersihan kurang dijaga dan pada saat melakukan tour monumen ada beberapa yang sibuk berfoto-foto sehingga membuat kondisi kurang kondusif. 

Analysis
            Menghargai setiap orang yang sedang berbicara merupakan hal yang penting dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dalam situasi apapun. Jika ingin memiliki hak untuk dihargai maka sudah menjadi hal yang wajar bahwa sudah seharusnya melakukan kewajiban terlebih dahulu yaitu menghargai orang lain. Hal tersebut berlaku pada setiap orang termasuk saya. Saya juga akan lebih berusaha lagi dalam memperbaiki sikap, terutama dalam menghargai orang lain. 

Conclution
Saat mengunjungi tempat wisata manapun atau bahkan bertamu ke rumah orang jaga perilaku dan sopan santun agar tidak ada kesalahpahaman antara orang yang melihat atau menilai dengan apa yang kita lakukan. Lebih menjaga kebersihan kapanpun dan dimanapun. Menghargai orang merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Jadi, lakukanlah dengan ikhlas maka semuanya akan membawa kebaikan.

Action Plan
            Rencana atau planing jika menghadapi situasi yang sama ataupun berbeda yaitu lebih bisa mengatur diri bagaiman harus bersikap dan bertindak. Selalu mengghormati orang yang sedang berbicara dalam situasi dan kondisi apapun agar tahu dan paham apa yang dibicarakan. Mengambil dari sifat Jenderal Soedirman yaitu selau jujur, percaya diri, dan pantang menyerah dalam berjuang untuk menjadi lebih baik.