Minggu, 02 November 2014

Reflektif Esai Kunjungan Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman





Description
Pada hari Jumat, 24 Oktober 2014,  angkatan 2014 Jurusan Keperawatan Universitas Jenderan Soedirman melakukan kunjungan ke Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman. Kami membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari kampus keperawatan (kampus pink) untuk sampai di Monumen Pangsar dengan menggunakan sepeda motor. Beberapa dari kami ada yang naik angkot. Angkot yang digunakan sengaja disewa untuk mengantarkan teman-teman yang tidak membawa motor atau yang belum mendapat tumpangan. Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman yang beralamat di jalan Prof. Dr. Soeharso nomor 45 Purwokerto berada di pintu masuk Kota Purwokerto dari arah barat tepatnya disebelah timur Sungai Logawa. Monumen ini terdiri dari dua lantai. Lantai pertama berisi foto-foto perjalanan hidup dan perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dan pasukannya melawan para penjajah. Kami dipandu oleh Bapak Hapto Sutejo selaku pengelola dan pemandu Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Felling
            Saat tiba di sana, perasaan saya cukup senang dan bersyukur bisa mengunjungi Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman yang merupakan identitas UNSOED. Akan tetapi, ada perasaan sedikit kecewa karena ekspektasi saya tempatnya lebih dari itu.Saya juga merasa bangga karena ada tokoh pahlawan yang berkontribusi banyak untuk Indonesia, lahir di kota yang sedang saya tempati ini. Selain itu, saya juga terharu dengan perjuangan Jenderal Soedirman yang memimpin perang gerilya dengan kondisi sakit dan bernafas hanya dengan satu paru-paru. 

Evaluation
            Setelah melakukan kunjungan ke Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman saya mendapatkan banyak pengetahuan tentang sejarah perjuangan Jenderal Soedirman dan pasukan dalam melawan para penjajah. Saya juga mendapatkan pelajaran bahwa dalam setiap perjuangan ada pengorbanan. Selalu semangat, optimis, pantang  menyerah, dan mampu membaca situasi sehingga dapat menyusun strategi itu merupakan kunci keberhasilan. Selain itu, pastinya yang terpenting adalah mengharapkan keridoan dari Alloh SWT. Sayangnya saat malakukan kunjungan kebersihan kurang dijaga dan pada saat melakukan tour monumen ada beberapa yang sibuk berfoto-foto sehingga membuat kondisi kurang kondusif. 

Analysis
            Menghargai setiap orang yang sedang berbicara merupakan hal yang penting dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dalam situasi apapun. Jika ingin memiliki hak untuk dihargai maka sudah menjadi hal yang wajar bahwa sudah seharusnya melakukan kewajiban terlebih dahulu yaitu menghargai orang lain. Hal tersebut berlaku pada setiap orang termasuk saya. Saya juga akan lebih berusaha lagi dalam memperbaiki sikap, terutama dalam menghargai orang lain. 

Conclution
Saat mengunjungi tempat wisata manapun atau bahkan bertamu ke rumah orang jaga perilaku dan sopan santun agar tidak ada kesalahpahaman antara orang yang melihat atau menilai dengan apa yang kita lakukan. Lebih menjaga kebersihan kapanpun dan dimanapun. Menghargai orang merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Jadi, lakukanlah dengan ikhlas maka semuanya akan membawa kebaikan.

Action Plan
            Rencana atau planing jika menghadapi situasi yang sama ataupun berbeda yaitu lebih bisa mengatur diri bagaiman harus bersikap dan bertindak. Selalu mengghormati orang yang sedang berbicara dalam situasi dan kondisi apapun agar tahu dan paham apa yang dibicarakan. Mengambil dari sifat Jenderal Soedirman yaitu selau jujur, percaya diri, dan pantang menyerah dalam berjuang untuk menjadi lebih baik.
                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar