Description
Pada
hari Jumat, 24 Oktober 2014, angkatan
2014 Jurusan Keperawatan Universitas Jenderan Soedirman melakukan kunjungan ke
Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman. Kami membutuhkan waktu sekitar 30
menit dari kampus keperawatan (kampus pink) untuk sampai di Monumen Pangsar
dengan menggunakan sepeda motor. Beberapa dari kami ada yang naik angkot. Angkot yang digunakan sengaja disewa untuk mengantarkan teman-teman
yang tidak membawa motor atau yang belum mendapat tumpangan. Monumen Panglima
Besar Jenderal Soedirman yang beralamat di jalan Prof. Dr. Soeharso nomor 45
Purwokerto berada di pintu masuk Kota Purwokerto dari arah barat tepatnya
disebelah timur Sungai Logawa. Monumen ini terdiri dari dua lantai. Lantai
pertama berisi foto-foto perjalanan hidup dan perjuangan Panglima Besar
Jenderal Soedirman dan pasukannya melawan para penjajah. Kami dipandu oleh
Bapak Hapto Sutejo selaku pengelola dan pemandu Monumen Panglima Besar Jenderal
Soedirman.
Felling
Saat tiba di sana, perasaan saya cukup senang dan
bersyukur bisa mengunjungi Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman yang
merupakan identitas UNSOED. Akan tetapi, ada perasaan sedikit kecewa karena
ekspektasi saya tempatnya lebih dari itu.Saya juga merasa bangga karena ada
tokoh pahlawan yang berkontribusi banyak untuk Indonesia, lahir di kota yang
sedang saya tempati ini. Selain itu, saya juga terharu dengan perjuangan
Jenderal Soedirman yang memimpin perang gerilya dengan kondisi sakit dan
bernafas hanya dengan satu paru-paru.
Evaluation
Setelah melakukan kunjungan ke Monumen Panglima Besar Jenderal
Soedirman saya mendapatkan banyak pengetahuan tentang sejarah perjuangan
Jenderal Soedirman dan pasukan dalam melawan para penjajah. Saya juga mendapatkan
pelajaran bahwa dalam setiap perjuangan ada pengorbanan. Selalu semangat,
optimis, pantang menyerah, dan mampu
membaca situasi sehingga dapat menyusun strategi itu merupakan kunci keberhasilan.
Selain itu, pastinya yang terpenting adalah mengharapkan keridoan dari Alloh
SWT. Sayangnya saat malakukan kunjungan kebersihan kurang dijaga dan pada saat
melakukan tour monumen ada beberapa
yang sibuk berfoto-foto sehingga membuat kondisi kurang kondusif.
Analysis
Menghargai setiap orang yang sedang berbicara merupakan
hal yang penting dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dalam situasi apapun. Jika
ingin memiliki hak untuk dihargai maka sudah menjadi hal yang wajar bahwa sudah
seharusnya melakukan kewajiban terlebih dahulu yaitu menghargai orang lain. Hal
tersebut berlaku pada setiap orang termasuk saya. Saya juga akan lebih berusaha
lagi dalam memperbaiki sikap, terutama dalam menghargai orang lain.
Conclution
Saat
mengunjungi tempat wisata manapun atau bahkan bertamu ke rumah orang jaga
perilaku dan sopan santun agar tidak ada kesalahpahaman antara orang yang
melihat atau menilai dengan apa yang kita lakukan. Lebih menjaga kebersihan
kapanpun dan dimanapun. Menghargai orang merupakan suatu kewajiban yang harus
dilaksanakan. Jadi, lakukanlah dengan ikhlas maka semuanya akan membawa
kebaikan.
Action
Plan
Rencana atau planing
jika menghadapi situasi yang sama ataupun berbeda yaitu lebih bisa mengatur
diri bagaiman harus bersikap dan bertindak. Selalu mengghormati orang yang
sedang berbicara dalam situasi dan kondisi apapun agar tahu dan paham apa yang
dibicarakan. Mengambil dari sifat Jenderal Soedirman yaitu selau jujur, percaya
diri, dan pantang menyerah dalam berjuang untuk menjadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar