Sendawa (burping/belching/aerophagia)
adalah keluarnya gas dari saluran cerna (kerongkongan dan lambung) ke mulut
yang disertai adanya suara dan kadang-kadang bau. Bersendawa adalah proses mengeluarkan
gas dari dalam perut melalui mulut. Normalnya sendawa terjadi ketika udara yang
masuk kedalam perut telah meningkat. Timbulnya suara tersebut disebabkan oleh getaran udara/gas pada katub
kerongkongan saat keluarnya gas. Hal ini merupakan hal yang sangat umum bisa terjadi
pada siapa saja, dan merupakan usaha untuk melepaskan udara yang terperangkap
di lambung yang biasanya menimbulkan ketidak nyamanan di saluran
cerna.
Sendawa dapat terjadi karena kita
turut menelan udara ketika sedang makan atau minum, terutama ketika menelan
makanan atau minuman dengan terlalu cepat. Karena semakin cepat seseorang makan
atau minum, maka semakin banyak udara yang ditelannya. Penyebab lain yang dapat
menyebabkan masuknya udara adalah mengunyah permen karet, menggunakan sedotan
untuk minum dan memakai gigi palsu yang longgar. Selain karena tertelannya
udara bersamaan dengan makanan dan minuman, bersendawa juga bisa disebabkan
oleh minum minuman berkarbonasi seperti bir, minuman ringan dan minuman energi.
Karena dalam minuman tersebut, terdapat gas karbon dioksida yang dilarutkan.
Makanan tertentu, terutama yang tinggi akan lemak atau karbohidrat, juga bisa
menyebabkan gas pada saluran pencernaan dalam jumlah yang berlebihan.
Gas
dalam Traktus Gastrointestinal; Faltus
Gas
yang disebut flatus, dapat memasuki traktus gastrointestinal melalui tiga
sumber yang berbeda: 1) udara yang ditelan 2) gas yang terbentuk diperut
sebagai hasil kerja bakteri, atau 3) gas yang berdifusi dari darah ke dalam
traktus gastrointestinal. Kebanyakan gas dalam lambung adalah campuran nitrogen
dan oksigen yang berasal dari udara yang ditelan. Pada orang secara umum,
kebanyakan gas ini dikeluarkan lewat sendawa. Hanya sejumlah kecil gas yang
umumnya muncul dalam usus halus , dan banyak dari udara ini merupakan udara
yang berjalan dari lambung masuk ke dalam traktus intestinalis.
Dalam
usus besar, kebanyakan gas berasal dari kerja bakteri, termasuk khususnya
karbon dioksida, metana, dan hidrogen. Ketika metana dan hidrogen tercamour
secara tepat dengan oksigen, kadang terbertuk campuran yang benar-benar dpat
meledak. Penggunaan kauter dalam sigmoidoskopi telah diketahui dapat
menyebabkan ledakan ringan.
Makanan
tertentu diketahui menyebabkan pengeluaran flatus yang lebih besar melalui anus
dibandinkan dengan makanan yang lain
seperti kacang-kacangan, kubis, bawang, kembang kol, jagung, dan makanan
tertentu yang mengiritasi seperti cuka. Beberapa dari makanan ini bertindak
sebagai medium yang baik untuk bakteri pembentuk gas, terutama tipe karbohidrat
yang tidak dapat tereabsorbsi yang dapat mengalami fermentasi. Contohnya
kacang-kacangan mengandung karbohidrat
tidak tercerna yang masuk ke dalam kolon dan merupakan makanan utama
bagi bakteri kolon. Akan tetapi, pada keadaan lain, pengeluaran gas yang
berlebihan berasal dari iritasi usus besar, yang mencetuskan gerakan
peristaltik cepat gas melalui anus sebelum gas dapat direabsorbsi.
Jumlah
gas yang masuk atau terbentuk pada anus
besar setiap hari rata-rata 7 sampai 10 liter, sedangkan jumlah
rata-rata yang dikeluarkan lewat anus biasnya hanya 0,6 liter. Sisanya,
normalnya diabsorbsi ke dalam darah melalui mukosa usus dan dikeluarkan melalui
paru.
Proses Terjadinya Sendawa
Sendawa membutuhkan koordinasi dari
beberapa aktifitas berikut ini:
1. Turunnya
otot diafragma, sehingga meningkatkan tekanan abdominal dan menurunkan tekanan
di dada.
2. Perubahan
tekanan ini membuat udara mengalir dari abdomen di perut ke kerongkongan di dada.
3. Terbukanya
katup esofagus bagian bawah, sehingga udara dapat lewat dari perut menuju ke
kerongkongan.
4. Menutupnya
laring, sehingga cairan atau makanan yang mungkin kembali bersama dengan udara
dari perut tidak akan masuk ke paru-paru.
5. Menutupnya
laring juga akan melemaskan katup esofagus bagian atas sehingga udara bisa
lewat lebih mudah dari kerongkongan ke dalam tenggorokan.
Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda Juall. 2009.
Diagnosis keperawatan : aplikasi pada praktik klinis. Jakarta: EGC
James, Joyce, Colin Baker, Helen Swan. 2008. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar